Kamis, 28 Maret 2019


PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BAHASA


Dosen Pengampu:
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
                                                                         



Disusun oleh :
Devya Erfitri Rahmadhani (16188201034)
PBSI 2016 B
         
                             
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahun Akademik 2018/2019




Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Yang dianggap berkaitan langsung dengan pengertian strategi dalam pengajaran bahasa ialah bahwa strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Proses belajar itu terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
1.      Informasi, yaitu proses penjelasan, penguraian, atau pengarahan mengenai prinsip-prinsip struktur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
2.      Transformasi, yaitu proses pengalihan atau perpindahan prinsip-prinsip struktur tadi ke dalam diri anak.
3.      Evaluasi
Strategi pembelajaran meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran. Klasifikasi strategi pembelajaran adalah pengelompokan strategi pembelajaran berdasarkan segi-segi yang sejenis yang terdapat dalam setiap strategi pembelajaran. Pengelompokan ini dapat dilakukan berdasarkan komponen-komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran. Komponen-komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran yaitu tujuan pengajaran, pengajar, peserta didik, materi pelajaran, metode pengajaran, media pengajaran, faktor administrasi dan finansial, jenis strategi pembelajaran.
Salah satu tugas pengajar dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakanya. Hal ini berimplikasi bahwa seorang pengajar harus memahami dan menguasai berbagai jenis strategi pembelajaran.
·         Strategi pembelajaran berdasarkan penekanan komponen dalam program pengajaran
1.      Strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajar
2.      Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
3.      Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pengajaran
·         Strategi pembelajaran berdasarkan pada kegiatan pengolahan pesan atau materi
1.      Strategi pembelajaran ekspositoris
2.      Strategi pembelajaran heuristik atau kurioristik
·         Strategi pembelajaran berdasarkan cara pengolahan pesan atau materi
1.      Strategi pembelajaran deduksi
2.      Strategi pembelajaran induksi.
·         Strategi pembelajaran berdasarkan cara memproses penemuan
1.      Strategi pembelajaran ekspositoris
2.      Strategi pembelajaran penemuan (discovery)



Sabtu, 23 Maret 2019


ASESMEN KETERAMPILAN BERBAHASA DAN BERSASTRA


Dosen Pengampu:
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
                                                                         

Disusun oleh :
Devya Erfitri Rahmadhani (16188201034)
PBSI 2016 B
      

STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahun Akademik 2018/2019





 
 ASESMEN KETERAMPILAN BERBAHASA
1.      Asesmen Keterampilan Mendengarkan
Mendengarkan merupakan kemampuan yang memungkinkaan seorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa secara lisan. Kemampuan mendengarkan terkait dengan kemampuan untuk memahami makna suatu bentuk penggunaan bahasa yang diungkapkan secara lisan. Asesmen mendengarkan lebih banyak diarahkan pda kemampuan untuk memahami makna suatu bentuk penggunaan bahasa yang diungkapkan secara lisan. Tingkatan asesmen kemampuan mendengarkan dapat digolongkan atas:
a.       Asesmen mendengarkan tingkat ingatan
b.      Asesmen mendengarkan tingkat pemahaman
c.       Asesmen mendengarkan tingkat penerapan
d.      Asesmen mendengarkan tingkat analisis
e.       Asesmen mendengarkan tingkat sintesis
f.        Asesmen mendengarkan tingkat evaluasi
Beberapa bentuk asesmen mendengarkan yaitu 1) identifikasi peristiwa atau kejadian; 2) identifikasi tema cerita; 3) identifikasi topik percakapan; 4) menjawab pertanyaan wacana; 5) merumuskan inti wacana; 6) menceritakan kembali.
2.      Asesmen Keterampilan Berbicara
Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Kemampuan berbicara menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa. Bentuk-bentuk asesmen berbicara yaitu 1) berbicara singkat berdasarkan gambar; 2) wawancara; 3) menceritakan kembali; 4) pidato/berbicara bebas; 5) percakapan terpimpin; 6) diskusi.
3.      Asesmen Keterampilan Membaca
Membaca merupakan suatu proses yang meliputi proses fisik dan psikologis. Yang menjadi tujuan pokok dari pelajaran membaca dalam pembelajaran bahasa adalah kemampuan memahami isi bacaan. Taksonomi membaca dibagi menjadi:
1)        Membaca literal meliputi pengetahuan dan pemahaman
2)        Membaca interpretatif meliputi terapan.
3)        Membaca kreatif/kritis meliputi analisis, sintesis, dan evaluasi.
Beberapa bentuk pengukuran kemampuan membaca yang dapat digunakan guru yaitu a) tes “Cloze”; b) membaca sekilas; c) membaca teknik; d) menjawab pertanyaan bacaan; e) meringkas isi bacaan; f) kritik terhadap tulisan.
4.      Asesmen Keterampilan Menulis
Menulis merupakan aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Dalam menulis dilibatkan berbagai aspek kebahasaan yang meliputi: penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan diksi, penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengolahan gagasan, dan pengembangan model karangan. Bentuk-bentuk asesmen kemampuan menulis: 1) tes unsur-unsur kemampuan menulis; 2) menulis reproduksi; 3) menulis produksi.

ASESMEN ASPEK KESASTRAAN
            Asesmen penguasaan aspek kesastraan dapat disusun secara bertingkat mulai dari tingkat ingatan sampai dengan evaluasi. Penilaian unjuk kerja kesastraan siswa sebagai hasil pembelajaran juga dilakukan lewat keempat kemampuan bahasa tersebut, baik secara aktif-reseptif maupun aktif-produktif.
1.      Asesmen Keterampilan Mendengarkan
Kemampuan mendengarkan adalah kemampuan memahami gagasan pihak lain yang disampaikan lewat suara, baik langsung maupun tidak langsung lewat media tertentu. Untuk keperluan ini, siswa harus benar-benar diberi tugas untuk mendengarkan tuturan bahasa, entah yang berwujud penuturan langsung ataupun penuturan lewat media elektronika tertentu, kemudian diminta untuk menampilkan hasil pemahamannya dengan mempergunakan indikator-indikator tertentu.
2.      Asesmen Keterampilan Berbicara
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara lisan. Untuk keperluan ini, siswa harus benar-benar diminta untuk menampilkan kemampuan apresiasi sastranya secara lisan. Tugas ini dapat dilakukan misalnya dengan cara mengungkapkan atau menceritakan kembali secara lisan isi teks sastra yang diperdengarkan dan atau yang dibaca dan kemudia diikuti tugas berdiskusi.
3.      Asesmen Keterampilan Membaca
Kemampuan membaca adalah kemampuan memahami gagasan pihak lain yang disampaikan lewat tulisan. Untuk keperluan ini, siswa harus benar-benar diminta membaca, memahami, dan kemudian menunjukkan hasil pemahamannya terhadap teks-teks kesastraan dengan mempergunakan indikator-indikator tertentu. Pelaksanaan asesmen kemampuan membaca dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran dan dilakukan secara khusus yang senaja dirancang untuk maksud itu.
4.      Asesmen Keterampilan Menulis
Kemampuan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara tertulis. Untuk menulis sebagai tugas tes kesastraan, siswa jyga harus benar-benar diharuskan menulis. Secara umum ada dua macam tugas menulis yang dapat diberikan, yaitu (1) menulis sebagai hasil tanggapan terhadap teks-teks kesastraan, dan (2) menulis kreatif.





Minggu, 17 Maret 2019


JENIS ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


Dosen Pengampu:
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
                                                                         

 


Disusun oleh :
Devya Erfitri Rahmadhani (16188201034)
PBSI 2016 B
         
                            

STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahun Akademik 2018/2019










JENIS ASESMEN
ASESMEN BERBENTUK TES
Asesmen dalam evaluasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berupa tes dan nontes. Dalam kegiatan tes diperlukan seperangkat tugas, pertanyaan, atau latihan. Berdasarkan kriteria cara mengerjakan, dibedakan menjadi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes bahasa yang menghendaki jawaban peserta tes dalam bentuk tertulis, baik berupa pilihan maupun isian. Tes lisan adalah tes bahasa yang menghendaki jawaban peserta tes dalam bentuk lisan, yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan seorang atau beberapa penguji. Tes perbuatan adalah tes bahasa yang menghendaki jawaban peserta tes dalam bentuk penampilan/perbuatan atau kinerja. Yang termasuk tes perbuatan adalah 1) tes paper dan pencil: tes yang mengukur kemampuan siswa dalam menampilkan karya; 2) tes identifikasi: tes yang mengukur kemampuan siswa dalam mengidentifikasi sesuatu hal; 3) tes simulasi: tes yang mengukur penguasaan keterampilan siswa dengan bantuan peralatan tiruan atau seolah-olah menggunakan suatu alat; 4) tes petik kerja: tes yang mengukur penguasaan atau keterampilan siswa menggunakan alat yang sesungguhnya.
Berdasarkan cara menjawab tes dibedakan tes objektif dan tes nonobjektif. Tes bahasa objektif adalah tes bahasa yang cara menjawab pertanyaan-pertanyaan pada tes semata-mata dinyatakan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Yang termasuk tes objektif adalah 1) benar-salah: tes yang meminta peserta tes untuk menentukan apakah pernyataan itu benar atau salah; 2) menjodohkan: tes yang meminta peserta tes untuk menjodohkan/memasangkan pernyataan-pernyataan yang ada pada kelompok pertama dengan pernyataan yang ada pada kelompok kedua; 3) pilihan ganda: tes yang meminta peserta tes untuk memilih jawaban yang paling tepat dari alternatif jawaban yang telah disediakan. Ragam tes pilihan ganda antara lain: ragam biasa, hubungan antarhal, asosiasi pilihan ganda. Ragam biasa merupakan pernyataan yang belum selesai, peserta tes bertugas untuk menyelesaikan pernyataan dengan memilih pilihan yang telah disediakan. Hubungan antarhal merupakan soal terdiri atas satu pernyataan yang diikuti dengan satu alasan. Asosiasi pilihan ganda sama dengan ragam biasa, tetapi pilihan yang benar bisa lebih dari satu.
Tes bahasa nonobjektif adalah tes bahasa yang cara menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan menyebutkan atau menjelaskan berupa uraian tentang hal-hal yang sudah dipelajari. Yang termasuk tes nonobjektif adalah 1) isian: soal yang meminta peserta tes untuk mengisi peryataan yang belum lengkap; 2) jawaban singkat: soal yang meminta peserta tes untuk menjawab pertanyaan berupa kata, kelompok kata, atau kalimat pendek; 3) soal uraian: soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis.
Tes berdasarkan taksonomi Bloom menyangkut tiga ranah, yaitu 1) ranah kognitif mencakup kegiatan otak; 2) ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai; 3) ranah psikomotorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitasi otak, fisik, atau gerakan-gerakan anggota badan.

ASESMEN BERBENTUK NONTES
Asesmen berbentuk nontes terdiri dari:
  • Asesmen unjuk kerja: asesmen yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
  • Asesmen portofolio: penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
  • Asesmen proyek: kegiatan penilain terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
  • Asesmen produk adalah penilaian terhadap penguasaan siswa akan suatu keterampilan dalam membuat suatu hasil kerja dan kualitas hasil kerja siswa.
  • Asesmen diri: suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya.
  • Asesmen teman sejawat: teknik penilaian yang dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan teman-temannya dalam berbagai hal.
  • Asesmen sikap. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan teknik observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi.


NIKMATI PROSES, RAYAKAN PERJALANAN

Terlahir sebagai Gen Z dan sedang memasuki era quarter life crisis merupakan sebuah tantangan dalam hidup. Beberapa ciri anak Gen Z adalah ...