Rabu, 08 November 2017

ANALISIS KONTRASTIF (AK) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


Dosen Pengampu:
M. Bayu Firmansyah, M.Pd





  
Disusun oleh:
Devya Erfitri Rahmadhani (16188201034)



STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan
Tahun Akademik 2017/2018

  


A.  Memahami Analisis Kontrastif
Hambatan terbesar dalam proses menguasai bahasa kedua (B2) adalah tercampurnya sistem bahasa pertama (B1) dengan sistem B2. Analisis Kontrastif (AK) mencoba menjembatani kesulitan tersebut dengan mengontraskan kedua sistem bahasa yang ada untuk meramalkan kesulitan-kesulitan terjadi.
Manusia memperoleh bahasa melalui proses yang sangat kompleks. Oleh karena itu, beberapa ahli mencoba untuk menghubungkan berbagai faktor yang ikut terlibat dalam proses penguasaan bahasa. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor bentuk bahasa (berupa bunyi, sistem bunyi dan struktur gramatik yang dipakai sebagai sarana agar fungsi komunikatif dapat berlangsung) dan faktor sistem bahasa (berupa unit-unit dan struktur kebahasaan) yang akan mempengaruhi faktor-faktor psikologi. Faktor-faktor psikologi itu antara lain:
a.          pemerolehan B2,
b.         hakikat belajar (baik menurut pandangan kaum behavioris maupun kaum kognitivis,
c.          faktor kepribadian, dan
d.         dimensi-dimensi sosiokultural.
Terdapat keraguan dan kritik terhadap AK yang mucul dari berbagai penjuru, namun bukan berarti sudah tertutup jalan untuk mencari kemungkinan diterapkannya AK dalam mengajarkan bahasa kedua. Hal ini masih mungkin karena AK sendiri ternyata memiliki berbagai versi, baik versi keras (VK), versi lemah (VL), maupun versi moderat (VM) yang kadarnya berbeda-beda.
B.  Linguistik Kontrastif
Linguistik Kontrastif adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahsa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu bisa dilihat. AK menjadi semakin populer setelah muncul karya Lado yang berjudul Linguistics A cross Culture yang menguraikan secara panjang lebar mengenai cara-cara mengontraskan dua bahasa. Lado menganjurkan agar pengontarasan itu dilakukan terhadap fonologi, struktur gramatik, kosakata serta sistem tulisan.
Teknik pengontrasan dua sistem bahasa seperti itu oleh sementara orang digolongkan sebagai AK versi keras (strong version). Kelompok VK selanjutnya menuntut dilibatkannya berbagai teori linguistik dari para linguis, meskipun pandangan mereka berbeda-beda, dan menuntut agar kemestaan bahasa dirumuskan dalam teori yang lebih komprehensif dan memberikan uraian yang memadai tentang sintaksis, semantik, dan fonologi, serta menuntut agar para linguis membekali diri dengan pengetahuan yang memadai tentang AK.
Selanjutnya terdapat beberapa tuntutan AK versi lemah (weak version) yaitu AK cukup menggunakan pengetahuan kebahasaan yang paling baik yang ada padanya untuk mempertanggungjawabkan kesulitan belaja B2 yang diamati; pengamatan cukup dilakukan terhadap data yang tampak pada interferensi kebahasaan untuk menerangkan persamaan dan perbedaan antara kedua sistem bahasa itu; titik awal pengontrasan cukup diperoleh dari data aktual seperti kesilapan terjemahan, kesulitan belajar, dan residu aksen asing; referensi dua sistem bahasa dipergunakan untuk menerangkan interfensi yang diamati; dasar teori dapat bersifat eklektik yang berisi pandangan Generatif Transformasi, struktural, serta tata bahasa paradigma; boleh juga hierarki kesulitan didasarkan pada pengalaman serta intuisi, bukan teori linguistik yang semestinya.
Versi lain dari VK dan VL adalah VM (versi moderat). Kelompok ini mencoba merasionalkan AK berasarkan tiga sumber yaitu: pengalaman dalam praktik mengajar para guru bahasa kedua; studi mengenai bahasa antara, dan teori belajar bahasa.
AK pada dasarnya bertujuan:
a.         Memberikan wawasan tentang persamaan dan perbedaan antara bahasa pertama dengan bahasa kedua yang akan dipelajari,
b.         Menjelaskan dan memperkirakan masalah-masalah (yang timbul) alam belajar B2, dan
c.          Mengembangkan bahan pelajaran bahasa kedua untuk pengajaran bahasa.


Daftar Pustaka : Pranowo. 2015. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NIKMATI PROSES, RAYAKAN PERJALANAN

Terlahir sebagai Gen Z dan sedang memasuki era quarter life crisis merupakan sebuah tantangan dalam hidup. Beberapa ciri anak Gen Z adalah ...