ANALISIS BUTIR SOAL DALAM ASESMEN BAHASA
Dosen Pengampu:
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun oleh :
Devya Erfitri
Rahmadhani (16188201034)
PBSI 2016 B
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahun
Akademik 2018/2019
ANALISIS BUTIR SOAL DALAM ASESMEN BAHASA
Tujuan analisis butir soal tes
adalah untuk mengungkapkan ciri-ciri, mutu butir tes, serta hal-hal yang
berkaitan dengan pengembangan, penyusunan, dan penggunaan tes yang telah baik
dan perlu dipertahankan. Dengan dilakukannya analisis butir soal, maka dapat
digunakan: (1) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan butir tes; (2) untuk
tersedianya informasi tentang spesifikasi butir soal secara lengkap; (3) untuk
segera dapat diketahui masalah yang terkandung dalam butir soal; (4) untuk
dijadikan alat guna menilai butir soal yang akan disimpan dalam kumpulan soal
atau bank soal; (5) untuk memperoleh informasi tentang butir soal sehingga memungkinkan untuk menyusun beberapa
pernagkat soal yang paralel.
ANALISIS TINGKAT KESULITAN
Tingkat kesulitan tes menunjukkan
seberapa sukar atau mudahnya butir-butir tes yang telah diselenggarakan. Dengan
analisis tingkat kesulitan dapat diungkap secara umum, apakah suatu tes
tergolong terlalu mudah, mudah, sedang, sulit, atau terlalu sulit.
Analisis tingkat keuslitan dapat
ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut.
(1) Mengurutkan skor
yang diperoleh peserta tes dari skor tertimggi sampai dengan skor terendah
(2) Menetapkan sebanyak 27,5% dari jumlah peserta tes dengan
perolehan skor tinggi (disebut kelompok atas); 27,5% peserta tes dengan skor
rendah (disebut kelompok bawah) dan sisanya disebut kelompok tengah. Langkah
ini dilakukan jika jumlah peserta tes relatif besar; tetapi jika hanya sedikit,
cukup dibedakan atas kelompok atas dan kelompok bawah saja.
(3) Menganalisis jawaban benar atau salah per butir soal per
peserta tes. Analisis ini hanya dilakukan terhadap jawaban peserta tes kelompok
atas dan kelompok bawah.
(4) Menganalisis tingkat kesulitan butir soal dengan
menggunakan rumus.
ANALISIS
DAYA PEMBEDA
Daya pembeda atau yingkat diskriminasi
merupakan ciri butir tes yang digunakan untuk menunjukkan adanya perbedaan
tingkat kemampuan antara kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan
yang berkemampuan rendah.
Analisis daya pembeda dapat ditempuh
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
(1) Mengurutkan skor yang diperoleh peserta tes dari skor
tertimggi sampai dengan skor terendah
(2) Menetapkan sebanyak 27,5% dari jumlah peserta tes dengan
perolehan skor tinggi (disebut kelompok atas); 27,5% peserta tes dengan skor
rendah (disebut kelompok bawah) dan sisanya disebut kelompok tengah. Langkah
ini dilakukan jika jumlah peserta tes relatif besar; tetapi jika hanya sedikit,
cukup dibedakan atas kelompok atas dan kelompok bawah saja.
(3) Menganalisis jawaban benar atau salah per butir soal per
peserta tes. Analisis ini hanya dilakukan terhadap jawaban peserta tes kelompok
atas dan kelompok bawah.
(4) Menganalisis tingkat kesulitan butir soal dengan
menggunakan rumus.
ANALISI
BUTIR SOAL ESAI
Analisis tingkat kesulitan dan daya pembeda di atas,
hanya dapat diterapkan pada jenis soal objektif. Sedangkan untuk jenis soal
esai digunakan rumus Noll.
Langkah-langkah
untuk menganalisis butir soal esai hampir sama dengan analisis butir soal
objektif, yaitu sebagai berikut.
(1) Mengurutkan skor yang diperoleh peserta tes dari skor
tertimggi sampai dengan skor terendah
(2) Menetapkan sebanyak 27,5% dari jumlah peserta tes dengan
perolehan skor tinggi (disebut kelompok atas); 27,5% peserta tes dengan skor
rendah (disebut kelompok bawah) dan sisanya disebut kelompok tengah. Langkah
ini dilakukan jika jumlah peserta tes relatif besar; tetapi jika hanya sedikit,
cukup dibedakan atas kelompok atas dan kelompok bawah saja.
(3) Menganalisis jawaban benar atau salah per butir soal per
peserta tes. Analisis ini hanya dilakukan terhadap jawaban peserta tes kelompok
atas dan kelompok bawah.
(4) Menganalisis tingkat kesulitan butir soal dengan
menggunakan rumus Noll.
ANALISIS
PENGECOH
Analisis butir ini didasari pada suatu pemikiran, bahwa
harus ada perbedaan frekuensi jawaban antara siswa kelompok atas dan kelompok
bawah. Untuk setiap alternatif betul, kelompok atas harus memilih secara lebih
banyak karena besarnya selisih jawaban betul inilah yang akan menentukan besar
kecilnya indeks daya pembeda. Sebaliknya, alternatif-alternatif jawaban yang
merupakan pengecoh, kelompok rendah harus memilih secara lebih banyak. Oleh
karena itu, pengecoh yang baik adalah yang dapat dihindari oleh anak-anak
pandai dan terpilih oleh anak-anak yang kurang pandai, jangan sampai terjadi
sebaliknya.
Langkah-langkah
untuk menganalisis butir soal esai hampir sama dengan analisis butir soal
objektif, yaitu sebagai berikut.
(1) Mengurutkan skor yang diperoleh peserta tes dari skor
tertimggi sampai dengan skor terendah
(2) Menetapkan sebanyak 27,5% dari jumlah peserta tes dengan
perolehan skor tinggi (disebut kelompok atas); 27,5% peserta tes dengan skor
rendah (disebut kelompok bawah) dan sisanya disebut kelompok tengah. Langkah
ini dilakukan jika jumlah peserta tes relatif besar; tetapi jika hanya sedikit,
cukup dibedakan atas kelompok atas dan kelompok bawah saja.
(3) Menganalisis jawaban benar atau salah per butir soal per
peserta tes. Analisis ini hanya dilakukan terhadap jawaban peserta tes kelompok
atas dan kelompok bawah.
(4) Melakukan analisis pengecoh butir soal, dengan melihat
dan membandingkan jumlah jawaban pada pengecoh antara kelompok atas dengan
kelompok bawah. Pengecoh yang baik paling tidak harus terpilih oleh setidaknya
2% siswa. Kelompo atas harus memilih lebih banyak pada alternatif jawaban
benar. Alternatif-alternatif jawaban yang merupakan pengecoh, kelompok bawah
harus memilih lebih banyak daripada kelompok atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar