RELIABILITAS ALAT UKUR DALAM ASESMEN BAHASA
Dosen Pengampu:
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun oleh :
Devya Erfitri
Rahmadhani (16188201034)
PBSI 2016 B
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahun
Akademik 2018/2019
RELIABILITAS ALAT UKUR DALAM ASESMEN BAHASA
Reliabilitas merupakan kriteria
ukuran apakah suatu alat ukur dapat mengukur secara konsisten sesuatu yang akan
diukur dari waktu ke waktu. Dengan demikian, reliabilitas merujuk pada derajat
keajekan (consistency) alat tersebut
dalam mengukur apa saja yang diukurnya. Reliabilitas dipengaruhi oleh kesalahan
acak, yaitu faktor-faktor yang akan menyebabkan perbedaan skor dalam penggunaan
alat pengukur secara berulang-ulang.
Suatu alat ukur seperti tes
dikatakan memiliki reliabilitas atau keterandalan bilamana tes tersebut dipakai
mengukur berulang-ulang hasilnya sama. Reliabilitas diartikan dengan keajekan
bilamana tes tersebut diujikan berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya
setelah hasil tes pertama dengan tes berikutnya dikorelasikan terdapat hasil
korelasi yang signifikan. Reliabilitas diartikan dengan stabilitas bilamana tes
itu diujikan dan hasilnya diadakan analisis reliabilitas dengan menggunakan
kriteria internal dalam tes tersebut.
Ada dua macam reliabilitas, yaitu:
(1)
reliabilitas internal adalah uji reliabilitas yang dicari dari harga dalam skor
tes itu sendiri, yaitu dengan cara membandingkan bagian skor tes yang satu
dengan skor tes yang lain dalam tes yang sama.
(2)
reliabilitas eksternal dilakukan dengan cara membandingkan suatu skor tes
dengan skor tes lain/skor tes hasil ulangan.
Beberapa cara yang dapat digunakan
untuk mengadakan uji reliabilitas tes, baik internal maupun eksternal adalah
sebagai berikut.
Reliabilitas
eksternal:
a)
Metode ulang (test-retest realiability),
untuk menguji reliabilitas alat ukur dengan jalan mengujikan alat ukur
tersebut dua kali atau lebih, kemudian hasilnya dikorelasikan.
b)
Metode sejajar (equivalent-forms
reliability), dilakukan dengan jalan menyusun dua buah alat ukur yang
memiliki kemiripan/kesamaan/paralel/ekuivalen, setelah kedua tersebut diujikan,
kemudian hasilnya dikorelasikan.
Reliabilitas
internal:
a)
Metode belah dua (split-half
reliability), dilakukan dengan jalan membelah alat ukur misalnya tes
menjadi dua bagian dan skor kedua belahan tersebut dikorelasikan dengan rumus
tertentu. Metode belah dua terbagi menjadi:
1)
Rumus Spearman-Brown.
Setelah skor
reliabilitas setengah tes dikorelasikan dengan rumus Product Moment,
selanjutnya dihitung koefisien korelasi satu tes penuh dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown.
2)
Rumus Flanangan
Rumus ini digunakan
untuk mencari reliabilitas tes dengan jalan metode belah dua, tetapi tidak
menggunakan jalan korelasi Product Moment seperti rumus Spearman-Brown. Rumus ini
menggunakan masing-masing standar deviasi untuk masing-masing belahan dan pada
skor total.
3)
Rumus Rulon
Rumus ini menggunakan
kuadrat dari deviasi nilai ganjil dan nilai genap dan standar deviasi kuadrat
dari skor total.
b)
Uji Homogenitas
1)
Rumus K-R 20
Cara menggunakan
rumus ini adalah (1) membuat tabel analisis butir tanpa harus mengelompokkannya
dalam nomor ganjil dan genap, (2) menghitung proporsi yang menjawab benar dan
proporsi yang menjawab salah pada masing-masing butir dalam tabel analisis
butir, (3) mengalikan proporsi yang menjawab benar dan proporsi yang menjawab
salah, (4) mencari varians (standar deviasi kuadrat) dari skor total, dan (5)
menghitung reliabilitas tes dengan rumus K-R 20.
2)
Rumus K-R 21
Rumus ini dilakukan
cukup dengan mengetahui skor total dan varians dari skor total tersebut; jumlah
butir soal dengan mean skornya.
3)
Rumus Hoyt
Langkah-langkah: (1)
mencari jumlah kuadrat responden, (2) mencari jumlah kuadrat butir, (3) mencari
jumlah kuadrat total, (4) mencari jumlah kuadrat sisa, (5) mencari varians sisa
dengan menggunakan tabel F, dan (6) memasukkan ke dalam rumus Hoyt
4)
Rumus Alpha
Rumus ini dapat digunakan untuk
mengukur reliabilitas tes yang menggunakan skala Likert (skala sikap), tes yang
menggunakan bentuk esai, sehingga pengukurannya tidak hanya menggunakan skor
benar = 1 dan skor salah = 0 seperti pada tes objektif, tetapi dapat
menggunakan skor atau skala 1-9, 1-10, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar