PENYUSUNAN TES BAHASA
Dosen Pengampu:
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun oleh :
Devya Erfitri
Rahmadhani (16188201034)
PBSI 2016 B
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahun
Akademik 2018/2019
MENENTUKAN TUJUAN TES
Tujuan
tes sangat penting karena setiap tujuan memiliki penekanan yang berbeda-beda.
Misalnya untuk tujuan tes prestasi belajar, diagnostik, atau seleksi. Contoh
untuk tujuan prestasi belajar, lingkup materi/kompetensi yang dinyatakan/diukir
disesuaikan seperti kuis/menanyakan materi yang lalu, pertanyaan lisan,
kenaikan kelas, laporan kerja praktik/laporan praktikum, ujian praktik.
Ditinjuau dari tujuannya, ada empat macam tes yang digunakan di lembaga
pendidikan, yaitu (1) tes penempatan, (2) tes dignostik, (3) tes formatif, dan
(4) tes sumatif. Sistem penilaian berbasis kompetensi pada umumnya menggunakan
tes dignostik, foematif, dan sumatif.
MENYUSUS KISI-KISI TES
Kisi-kisi
merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Kisi-kisi
ini merupakan acuan bagi penulis soal sehingga siapa pun yang menulis soal akan
menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Kisi-kisi
selain berfungsi sebagai pedoman penulisan soal juga digunakan sebagai pedoman
perakitan soal. Syarat kisi-kisi antara lain (1) harus mewakili kurikulum, (2)
ditulis dengan singkat dan jelas, dan (3) soal dapat disusun sesuai dengan
bentuk soal.
MENULIS SOAL TES
Sebelum
soal-soal tes disusun, terlebih dahulu ditentukan jumlah butir tes yang akan
dibuat. Dasar penentuan jumlah butir tes adalah jenis dan bentuk tes yang
digunakan. Untuk jenis tes objektif diperlukan jumlah butir tes yang jauh lebih
besar daripada tes non-objektif. Setelah ditetapkan jumlah butir tes yang harus
dipersiapkan sesuai dengan jenis dan bentuk tes yang akan digunakan,
selanjutnya dilakukan penulisan butir-butir tes. Untuk mempermudah pengaturan,
soal terlebih dahulu dituliskan di kartu-kartu soal.
MENELAAH SOAL TES
Butir-butir
tes dari suatu tes yang telah dipersiapkan harus ditelaah dulu sebelum
digunakan. Cara menelaah butir-butir tersebut adalah: (1) telaah secara
kualitatif, yakni telaah oleh teman sejawat dalam rumpun keahlian yang sama,
dilakukan sebelum tes diuji coba atau digunakan, (2) telaah secara kuantitatif,
yakni analisis berdasarkan hasil uji coba atau hasil penggunaan tes, dilakukan
setelah tes diuji coba atau digunakan. Hasil telaah ini merupakan masukan untuk
perbaikan tes. Selanjutnya hasil tes dianalisis untuk mengetahui kompetensi
dasar yang telah dicapai dan yang belum dicapai.
MELAKUKAN UJI COBA TES
Sebelum
digunakan pada objek yang sesungguhnya, tes yang telah selesai disusun butir-butirnya
tersebut hendaknya diuji coba terlebih dahulu. Tujuan uji coba adalah untuk
mnegukur validitas dan reliabilitas. Uji validitas dimaksudkan untuk mencari
kesesuaian tes dengan kemampuan yang akan diukur. Uji reliabilitas dimaksudkan
unuk melihat kemampuan tes tersebut melakukan pengukuran dengan tingkat
keajekan tertentu.
MENGANALISIS BUTIR SOAL TES
Setelah
sebuah tes diujicobakan, selanjutnya dianalisis tiap butirnya. Untuk tes buatan
guru yang tidak melalui langkah uji coba, maka setelah tes digunakan maka guru
dapat melakukan analisis butir soal. Apabila hal ini sering dilakukan kemampuan
guru dalam membuat tes yang baik akan tercapai.
MEMPERBAIKI TES
Setelah
seluruh butir tes/soal ditelaah dari ranah materi, konstruksi, dan bahasa; dan
telah dianalisis derajat kesukaran dan daya bedanya, kemudia dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu (1) butir-butir tes yang dianggap baik atau diterima, (2)
butir-butir tes yang tidak baik atau ditolak, dan (3) butir-butir tes yang
kurang baik, diperbaiki.
MERAKIT TES
Butir-butir
tes yang baik (memenuhi persyaratan yang ditetapkan) kemudian ditata atau
dirakit dengan cara tertentu. Dalam merakit tes, butir-butir soal dapat
dikelompokkan menurut urutan kompetensi dasar, taraf kesukaran, dan format
(komposisi bentuk soal).
MELAKSANAKAN TES
Setelah
spal dirakit, selanjutnya dilaksanakanlah tes yang sesungguhnya. Untuk tes yang
dilaksanakan di kelas, pelaksanaannya dapat dikatakan sederhana karena segala
sesuatunya cukup mudah diatur.
MENAFSIRKAN HASIL TES
Setelah
tes dilaksanakan, langkah berikutnya adalah melakukan pemerikasaan terhadap
hasil tes, yang sebelumnya lembar hasil pelaksanaan evaluasi harus diperiksa
kelengkapannya. Hasil pemeriksaan terhadap tes tersebut selanjutnya diwujudkan
dalam bentuk skor (penilaian skor), yaitu dengan pemberian tanda-tanda tertentu
yang diberi makna seperti: 20, 60. 75, 80, 90, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar